BREAKING NEWS

 


Bendera Putih Masih Berkibar: 26 Hari Pascabencana, Warga Aceh Tengah Masih Terhimpit Biaya Hidup

CYBERKRIMINAL.COM, ACEH TENGAH — Sudah 26 hari pascabencana alam melanda Kabupaten Aceh Tengah, namun bendera putih masih terus berkibar di sejumlah wilayah. Fakta ini menjadi ironi di tengah klaim penanganan dan pemulihan yang disebut telah berjalan. Di lapangan, banyak warga terdampak justru belum merasakan bantuan secara nyata.

Kondisi ekonomi masyarakat kian terpuruk. Para petani kopi di Takengon mengeluhkan anjloknya daya beli akibat harga kebutuhan pokok yang melambung, sementara harga kopi tidak mengalami kenaikan signifikan. Biaya hidup dinilai jauh lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang mereka peroleh dari hasil pertanian.

“Harga beras, minyak goreng, telur, hingga mi instan naik terus. Tapi kopi tetap murah. Kami mau hidup dari apa?” keluh seorang petani kepada wartawan Cyberkriminal.com.
Lebih memprihatinkan, mahalnya harga gas elpiji membuat sebagian besar warga kembali memasak menggunakan kayu bakar. Kondisi ini mencerminkan kegagalan stabilisasi harga kebutuhan dasar, yang seharusnya menjadi prioritas utama pemerintah daerah dalam situasi pascabencana.

Hingga kini, masyarakat mempertanyakan kehadiran negara dalam bentuk kebijakan konkret. Penyaluran bantuan dinilai belum merata, sementara pengawasan harga di pasaran nyaris tak terlihat. Warga menilai pemerintah daerah lamban merespons jeritan rakyat yang semakin terdesak.

Bendera putih yang terus berkibar bukan sekadar simbol, melainkan peringatan keras bahwa masyarakat Aceh Tengah berada dalam kondisi darurat sosial dan ekonomi. 

Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah didesak segera turun langsung ke lapangan, melakukan intervensi pasar, menekan harga sembako, serta memastikan bantuan tepat sasaran—sebelum krisis ini berubah menjadi kegagalan kemanusiaan yang lebih besar.


Pewarta : Al Abrar
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image