Bantuan Bencana di Aceh Tengah Disorot, Warga Hanya Terima 1 Kg Beras per Pekan
0 menit baca
CYBERKRIMINAL.COM, ACEH TENGAH — Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mulai menyalurkan bantuan pangan ke sejumlah desa terdampak bencana alam, termasuk banjir dan tanah longsor yang terjadi beberapa waktu lalu.
Namun, besaran bantuan yang diterima masyarakat menuai sorotan tajam.
Berdasarkan pantauan di lapangan, bantuan yang disalurkan kepada warga terdampak di hampir seluruh desa rata-rata hanya berupa satu kilogram beras per keluarga dalam satu minggu. Bantuan tersebut dinilai jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat bencana.
Sejumlah warga mengaku kecewa dan berharap adanya perhatian lebih serius dari pemerintah daerah. “Kami terdampak langsung, rumah rusak, penghasilan terhenti, tapi bantuan hanya satu kilo beras. Ini jelas tidak mencukupi,” ungkap salah seorang warga kepada wartawan.
Selain keterbatasan bantuan pangan, masyarakat juga mengeluhkan tingginya harga kebutuhan pokok pascabencana.
Hingga kini, belum terlihat langkah konkret dari pemerintah daerah untuk menstabilkan harga barang di pasaran, sehingga kondisi ekonomi warga semakin terpuruk.
Masyarakat terdampak berharap Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah segera mengambil langkah nyata, tidak hanya menambah jumlah bantuan, tetapi juga melakukan intervensi pasar guna menekan lonjakan harga kebutuhan pokok.
Mereka menilai pemulihan pascabencana tidak akan berjalan optimal tanpa dukungan logistik dan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada rakyat kecil.
Sementara itu, wartawan media siber Cyberkriminal.com turun langsung ke lokasi bencana untuk melihat secara langsung kondisi masyarakat di lapangan. Hasil pemantauan menunjukkan masih banyak warga yang hidup dalam keterbatasan dan sangat bergantung pada bantuan pemerintah.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah terkait evaluasi besaran bantuan maupun rencana penambahan bantuan bagi masyarakat terdampak.
Pewarta : Al Abrar
