“Tikus di Lumbung Padi Kok Masih Kekurangan Makanan?” Aktivis Soroti Dugaan Penyimpangan Dana Desa di Langsa
0 menit baca
CYBERKRIMINAL.COM, LANGSA – ACEH
Sebuah perbincangan hangat dan sarat kritik sosial terjadi dalam sebuah diskusi publik di salah satu kafe di Kota Langsa, Selasa (22/10/2025). Seorang aktivis pemerhati lingkungan bersama mantan aparatur desa membahas secara terbuka persoalan yang kerap mencuat di tingkat pemerintahan desa: pengelolaan Dana Desa yang dinilai belum sepenuhnya transparan dan tepat sasaran.
Diskusi yang mengusung tema “Kenapa Tikus di Lumbung Padi Masih Kekurangan Makanan” itu menjadi sorotan lantaran menyinggung realitas pahit pengelolaan anggaran desa. Menurut aktivis tersebut, masih banyak program yang dijalankan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, bahkan ada indikasi praktik “bancaan” atau pembagian tidak adil dalam pelaksanaan kegiatan desa.
"Pemerintahan desa seakan dihadapkan pada dilema antara kepentingan rakyat dan tekanan aturan yang cenderung menguntungkan segelintir pihak,” ungkap sang aktivis dalam diskusi tersebut.
Dana Desa Tidak Tepat Sasaran
Peserta diskusi menilai bahwa banyak kegiatan yang bersumber dari Dana Desa belum memberikan dampak signifikan bagi masyarakat kecil. Program Bimbingan Teknis (Bimtek) dan pelatihan sering kali hanya menjadi formalitas, tanpa manfaat nyata di lapangan. Padahal, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa telah menegaskan bahwa Dana Desa harus digunakan untuk pembangunan serta pemberdayaan masyarakat di tingkat akar rumput.
Ironi Sosial: Tikus di Lumbung Padi Masih Lapar
Dalam suasana diskusi yang penuh keprihatinan, seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya melontarkan sindiran tajam.
"Masih ada warga di negeri ini yang hanya makan satu kali sehari. Ironisnya, tikus yang berada di lumbung padi justru masih mengaku kekurangan makanan,” ujarnya.
Pernyataan itu menjadi simbol keprihatinan atas dugaan ketimpangan dan lemahnya pengawasan terhadap dana publik. Ia menambahkan dengan nada filosofis,
"Alam saja tahu berbagi. Lihatlah tebing yang runtuh — bukan tanpa tujuan, tapi untuk menambah tinggi dataran rendah, agar tak ada jurang yang memisahkan tebing dan lembah.”
Harapan untuk Perubahan
Para aktivis dan pemerhati masyarakat berharap agar pengelolaan Dana Desa di seluruh Indonesia, khususnya di Kota Langsa, dapat dilakukan dengan lebih transparan, akuntabel, dan berpihak kepada rakyat kecil.
Dana Desa sejatinya bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, melainkan amanah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, memperkuat pembangunan berkelanjutan, serta menghapus kesenjangan sosial yang masih terasa nyata di tengah masyarakat.
Pewarta: Hendrik
Editor: Redaksi Cyber Kriminal