BREAKING NEWS

 


Proyek Drainase Rp161 Juta di Banyukapah Disorot: Diduga Tidak Sesuai Teknis, Fondasi Tak Tampak Digali



CYBERKRIMINAL.COM, SAMPANG – Pekerjaan proyek saluran drainase di Desa Banyukapah, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, tengah menjadi perhatian masyarakat. Proyek yang bersumber dari Dana Desa (DD) tahun 2025 senilai Rp161 juta tersebut diduga tidak dilaksanakan sesuai standar teknis yang semestinya.


Pantauan di lokasi pada Rabu (13/08/2025) menunjukkan bahwa batu tampak langsung disusun tanpa terlihat adanya galian fondasi terlebih dahulu. Padahal, dalam praktik konstruksi, fondasi merupakan elemen penting untuk memastikan kekuatan dan ketahanan bangunan. Tanpa fondasi yang memadai, struktur saluran dikhawatirkan tidak akan bertahan lama.


Selain itu, proyek drainase sepanjang 220 meter tersebut juga belum dilengkapi dengan papan informasi yang biasanya menjadi bagian dari transparansi publik. Kualitas material batu yang digunakan pun menjadi perhatian. Dari pengamatan visual, batu tampak pucat dan mudah pecah, sehingga menimbulkan dugaan bahwa material tersebut bukan batu gunung, melainkan batu sertu dengan kualitas di bawah standar konstruksi.


Di sepanjang jalur proyek, masih terlihat saluran lama yang tampak dalam kondisi cukup baik. Hal ini menimbulkan pertanyaan di tengah warga terkait urgensi pembangunan saluran baru di lokasi tersebut.


Jailani, seorang aktivis yang mengikuti langsung perkembangan proyek ini, menyampaikan bahwa dari hasil penelusurannya, terdapat sejumlah hal yang dinilai menyimpang dari ketentuan teknis. “Pekerjaan saluran itu sudah tidak sesuai dengan RAB, terutama dari aspek kualitas material yang digunakan,” ujarnya, Jumat (15/08/2025).


Ia juga menyoroti keberadaan saluran lama yang masih utuh di lokasi pengerjaan. “Kalau saluran sebelumnya masih berfungsi, kenapa dibangun lagi dengan kualitas yang dipertanyakan? Ini menjadi catatan penting yang perlu ditelusuri lebih lanjut,” tambahnya.


Seorang warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya turut menyampaikan kegelisahan. Ia mengaku kerap melintasi proyek tersebut dan memperhatikan kualitas material yang digunakan. “Yang saya lihat, batunya bukan batu gunung. Warnanya pucat, mudah pecah. Galian pondasi juga sepertinya tidak dilakukan. Kalau begini caranya, khawatir salurannya tidak bertahan lama. Sayang uang rakyat,” ujarnya.


Warga pun meminta dinas terkait dan aparat penegak hukum (APH) untuk menindaklanjuti keluhan ini dengan melakukan peninjauan langsung di lapangan. “Kami tidak ingin berprasangka, tapi kalau ada indikasi yang janggal, ya harus diperiksa. Kalau benar ada pelanggaran, tentu harus ditindak,” ungkap warga lain.


Proyek drainase yang dikerjakan dengan anggaran hingga Rp161 juta ini kini menjadi sorotan masyarakat. Warga berharap pengelolaan dana desa ke depan dapat dilakukan lebih transparan, akuntabel, dan sesuai kebutuhan riil masyarakat.


Faiz &Jailani Tim 



Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image