Konflik Bersenjata Meletus antara Thailand dan Kamboja, Ketegangan Regional Meningkat
Militer Thailand menyatakan bahwa pasukan Kamboja telah terlebih dahulu melakukan penembakan ke arah pos penjagaan militer Thailand di Provinsi Sa Kaeo. Sebagai respons, tentara Thailand melakukan serangan balasan. Pertempuran tersebut menyebabkan sejumlah korban luka dari kedua belah pihak, namun belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa.
Sementara itu, Pemerintah Kamboja membantah tuduhan sebagai pihak yang memulai serangan. Juru bicara militer Kamboja menegaskan bahwa pasukan mereka hanya melakukan tindakan defensif setelah terjadi pelanggaran wilayah oleh tentara Thailand. “Kami mempertahankan kedaulatan kami dan tidak akan diam jika ada provokasi,” ujarnya dalam pernyataan resmi di Phnom Penh.
Situasi ini segera menarik perhatian ASEAN dan masyarakat internasional. Sekretaris Jenderal ASEAN menyerukan kepada kedua negara untuk segera menahan diri dan kembali ke meja perundingan demi menjaga stabilitas kawasan. PBB juga dilaporkan tengah memantau perkembangan situasi secara intensif.
Konflik antara Thailand dan Kamboja bukan hal baru, terutama terkait sengketa wilayah di sekitar kompleks candi bersejarah Preah Vihear. Meski keduanya pernah menyepakati zona damai, ketegangan politik dalam negeri dan perubahan kepemimpinan di kedua negara diyakini menjadi salah satu faktor pemicu kembali memanasnya hubungan diplomatik.
Hingga saat ini, jalur diplomatik darurat masih diupayakan. Namun, jika eskalasi tidak segera dihentikan, para analis militer memperkirakan konflik ini dapat meluas dan mempengaruhi stabilitas Asia Tenggara secara keseluruhan. Pemerintah Indonesia, Malaysia, dan Vietnam juga telah menyerukan segera dilakukan dialog damai guna menghindari dampak lebih besar terhadap keamanan kawasan.